Selasa, 01 Januari 2008

Main Layang-layang, Yuk.!!

Layang-layang yang biasa kita mainkan ternyata telah ada sejak ribuan tahun silam. Bahkan, menurut sejumlah sumber sejarah, layang-layang sudah ada sebelum ditemukannya tulisan.

Layang-layang sendiri diyakini berasal dari daratan China yang kemudian dibawa oleh pedagangnya keliling dunia. Namun, versi sejarah lain mengatakan bahwa layang-layang berasal dari Indonesia atau Malaysia. Disebutkan, saat itu, layang-layang masih sangat sederhana karena belum ada bahan kertas. Maka, layang-layang dibuat dari daun-daun berukuran besar.


Layang-layang dapat dikatakan sebagai permainan lelaki karena umumnya yang melakukannya adalah para lelaki, baik tua, muda maupun anak-anak. Agar layang-layang dapat naik ke angkasa dan stabil diperlukan keahlian atau pengetahuan khusus, mengenai: arah angin, kapan harus megulur benang, dan kapan harus menariknya.

Untuk menaikkan layang-layang diperlukan tanah yang lapang, sebab tanah yang demikian anginnya relatif kencang. Selain itu, ruang gerak pemain lebih leluasa, apalagi kalau pemainnya lebih dari seorang. Namun, ada juga yang menaikkan layang-layang diatas genting/atap gedung. Tentunya yang melakukannya adalah orang yang benar-benar lihai memainkan layang-layang dan dengan layang-layang berukuran tidak terlalu besar.

Kemarau adalah musim yang pas untuk bermain layang-layang, biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari. Ada dua jenis permainan beserta aturannya yang ditumbuh-kembangkan oleh masyarakat, yaitu permainan aduan dan permainan yang mengutamakan bentuk serta keindahan.

Permainan pertama aduan hanya untuk layang-layang kecil berbentuk persegi. Dalam permainan ini para pemain berusaha untuk membelitkan benang layang-layangnya pada benang layang-layang lawan di atas ketinggian kurang lebih 150 meter dari permukaan tanah. Pemain yang layang-layangnya tetap di udara adalah yang menang, sedangkan yang putus adalah yang kalah.

Permainan kedua adalah dengan mempertandingkan keindahan bentuk layang-layang. Adakalanya bunyi layang-layang dipertandingkan tanpa melihat ukuran layang-layang. Dalam permainan ini para juri menilai keindahan bentuk dan bunyi layang-layang yang berada di ketinggian kurang lebih 150 meter dari permukaan tanah. Dalam sebuah pertandingan layang-layang bisa memakan waktu kurang lebih 2 jam.

Nilai yang terkandung dalam permainan layang-layang ini tidak hanya kompetitif tetapi juga kreatif, sportif, dan estetik (seni). Nilai kompetitif tercermin dari semangat setiap pemain yang berusaha untuk menjadi pemenang. Dengan perkataan lain, setiap pemain menjadi pesaing pemain lainnya. Nilai sportif tercermin dari kesadaran bahwa dalam suatu permainan pasti akan ada yang menang dan ada yang kalah, kalah dan atau menang suatu hal yang lumrah dalam suatu permainan. Nilai kreatif tercermin dari pembuatan layang-layang yang sedemikan rupa, sehingga bisa tampil “beda”. Sedangkan, nilai estetik tercermin dari tampilnya layang-layang yang tidak hanya bisa mengudara, tetapi sedap dipandang mata. Jadi, ada unsur keindahannya.

Koleksi

(ma'af gambar tidak bisa kami tampilkan)

karakter Spiderman
bentuk 2 dimensi setengah lingkaran
ukuran : T 0.75 x L 0.53 M
panjang ekor : 2 M
kerangka bambu dengan kain parasit
pilihan warna : merah, hitam



(ma'af gambar tidak bisa kami tampilkan)

karakter cumi-cumi
bentuk 2 dimensi setengah lingkaran
ukuran : T 0.75 x L 0.53 M
panjang ekor : 2 M
kerangka bambu dengan kain parasit
pilihan warna : merah, hitam, biru




Info Pemesanan